Manfaat Berbelanja ke Pasar Tradisional Bersama Anak
Tidak perlu rekreasi jauh-jauh apalagi jika sampai menguras kantong, cukup quality time dirumah atau di sekitar rumah dengan melakukan aktivitas bersama, seperti memasak, membuat kue, berkebun, membersihkan rumah, merawat binatang piaraan, menonton film, karaoke, olahraga di sekitar komplek atau mengajak anak berbelanja ke pasar tradisional.
Hari Minggu saatnya hari bersama keluarga. Orangtua pada umumnya libur kerja dan anak-anak juga libur sekolah. Akan banyak waktu yang bisa dihabiskan bersama-sama.
Orangtua bisa meluangkan lebih banyak waktu untuk anaknya dan anak dapat memiliki waktu yang lebih banyak bersama orangtuanya
Manfaat Berbelanja ke Pasar Tradisional Bersama Anak
Barangkali kita sudah kerap mengajak anak berbelanja atau hanya sekadar jalan-jalan ke mal atau supermarket.kebanyakan para orangtua dapat memanfaatkan mal untuk menitipkan anak-anak ke pusat bermain saat mereka berbelanja. Jadi, sementara ibunya berbelanja kebutuhan dapur, anak-anak bisa menghabiskan waktu dengan bermain.
Seharusnya, ibu dan anak bisa mendapatkan momen berkasih sayang yang lebih serta momen mengajarkan banyak hal kepada anak. Tapi semua momen berharga itu seolah hilang karena keduanya beraktivitas sendiri-sendiri. Sayang sekali, bukan?
Nah, jika ibu ingin mendapatkan momen berharga bersama anak sembari berbelanja, bisa coba untuk mengajak anak berbelanja ke pasar tradisional. Tidak perlu setiap hari, cukup misalnya mengajaknya di hari Minggu, saat ia libur sekolah. Mengenalkan pasar tradisional adalah salah satu trik cerdas untuk berbelanja
ada begitu banyak manfaat mengenalkan dan mengajak anak ke pasar tradisional. Meski, seringkali ibu tidak menyadarinya, bahwa ketika ibu mengajak anak berbelanja ke pasar, sebenarnya anak sedang belajar banyak hal.
Pertama belajar untuk mengenal sisi lain kehidupan
Pasar tradisional sudah tentu ramai dengan orang. Di pasar tradisional anak akan belajar mengenal berbagai tipikal dan karakter orang lain.
Ia juga akan menyaksikan berbagai macam kondisi kehidupan, seperti adanya pedagang dengan pembeli yang berjubel, pedagang yang sepi, pengemis, pengamen, ibu-ibu yang menawar dagangan, pedagang yang amanah, pedagang yang curang, preman pasar, pembeli dengan beragam karakter, dll.
Kedua belajar bersosialisasi
Di pasar tradisional, secara tidak langsung anak juga tengah belajar bersosialisasi. Bagaimana ia mencoba untuk tersenyum dan menyapa pada nenek penjual serabi, bagaimana ia membeli mainan dengan komunikasi yang baik dengan mamang penjual mainan keliling atau bagaimana ia bersopan santun menanyakan harga buah mangga kepada penjualnya.
Ketiga belajar bernegosiasi
Barangkali ini yang tidak akan ditemukan saat berbelanja di mal. Ya, anak akan belajar bernegosiasi saat ibunya melakukan tawar menawar harga dengan penjual. Ibu tentunya harus berhati-hati saat melakukan tawar menawar harga, karena sudah pasti anak akan melihat dan memerhatikan serta meniru apa yang ibu lakukan. Maka, tawarlah dengan cara yang baik tanpa menjatuhkan harga yang diajukan oleh penjual.
Keempat kontrol ibu terhadap anak
Selain aktivitas berbelanja, mau tidak mau ibu akan melakukan kontrol lebih kepada anak. Kondisi pasar tradisional yang memang tidak “senyaman” mal mengharuskan ibu untuk belajar lebih meningkatkan kontrol terhadap anak.
Kelima komunikasi antara ibu dan anak
Jika berbelanja di mal minim komunikasi, maka berbelanja di pasar tradisional komunikasi antara ibu dan anak akan tercipta lebih baik. Anak akan punya banyak kesempatan untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya. Dan ibu juga punya kesempatan yang besar untuk menjawab dan menjelaskan segala sesuatu kepada anak.
Nah, itu tadi beberapa manfaat yang bisa diperoleh jika orangtua mengajak anak berbelanja ke pasar tradisional. Meski terlihat sederhana, namun ada nilai-nilai berharga yang seringkali diabaikan, diantaranya adalah terciptanya bonding yang hangat antara orangtua dan anak.